Assalamu'alaikum wr wb, selamat datang pengunjung, silahkan menyimak sajian dari kami, semoga bermanfaat untuk kita semua...8-)
"Karena kau terpaku pada bentuk kau
tak menyadari makna, bila kau bijak
ambillah mutiara dari cangkangnya"
–
Jalaluddin Rumi
Mengapa Manusia sulit untuk mendapatkan
Kebahagiaan....?
Sebuah Kisah Bijaksana dari seorang Sufi
Sheikh
Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen
dari buku My Love You My Children
Diterjemahkan dari sini oleh: Dimas
Tandayu
Anakku yang mulia, yang aku sayangi, yang
aku cintai, cucu-cucuku. Aku akan
menceritakan sebuah kisah....
Tuhan menciptakan manusia dengan cara
yang indah. Lalu Tuhan bertanya
kepadanya, “Apa yang kamu inginkan?”
Manusia menjawab, “Aku menginginkan
hidup yang tenteram. Aku ingin
menyembahmu, Oh Tuhan. Aku ingin
beribadah kepadaMu. Lalu aku akan
mendapatkan ketenangan hati. Inilah yang
aku inginkan. Aku mohon engkau
memberikannya kepadaku!”
“Baiklah”, kata Tuhan. “Apa yang kamu ingingkan?” “Aku ingin menjadi raja. Setelah itu aku bisa beribadah kepadaMu dengan tenang.” “Baiklah, kamu bisa menjadi raja.”
Setelah beberapa waktu Tuhan bertanya,
“Bagaimana kabarmu ? Apakah kamu
sudah merasa tenang sekarang?”
“Tidak, aku tidak merasakan ketenangan,”
keluh manusia. “Oh Tuhan, aku
membutuhkan kekayaan. Agar hidupku
menjadi tenang.”
Lalu Tuhan memberikannya segala
kekayaan dunia kepadanya, dan setelah
beberapa waktu Dia bertanya, “Apakah
kamu tenang sekarang?”
“Tidak, Oh Tuhan, aku tidak tenang.”
“Apa yang kamu inginkan?”
“Aku ingin hidup dengan wanita yang
cantik. Setelah itu baru hatiku tenang.”
Lalu Tuhan memberikannya seorang
wanita yang kecantikannya bagaikan
rembulan yang indah.
Lalu setelah beberapa waktu Tuhan
bertanya, “Apakah kamu tenang
sekarang?”
“Tidak, Oh Tuhan, aku tidak tenang. Aku
menginginkan sebuah istana yang terlihat
seperti surga. Setelah itu aku baru tenang.”
“Baiklah, kata Tuhan, lalu Tuhan
memberikan istana yang keindahannya
seperti surga. Setelah beberapa waktu
Tuhan bertanya, “Apakah kamu tenang?
Apakah kamu sudah merasa tenang
sekarang?”
“Oh Tuhan, andaikata Engkau
memberikanku sebuah taman bunga yang
bagus, setelah itu aku baru dapat hidup
dengan tenang. Aku membutuhkan sebuah
taman yang indah seperti surga.”
Lalu Tuhan memberikannya sebuah taman
bunga yang indah, dan setelah beberapa
saat Dia bertanya, “Apakah kamu tenang
sekarang?”
“Tidak, aku tidak tenang,” keluh manusia.
“Disini banyak lebah dan serangga yang
menggigitku dan menyengatku, dan bau
dari tempat ini membuatku alergi dan sakit
kepala. Aku tidak mendapatkan ketenangan
apapun.”
“Kamu tidak tenang sekarang?”
“Tidak, Tuhan. Aku menginginkan angin
sepoi-sepoi yang menyegarkan. Jika aku
mendapatkan angin yang wangi dan
menyegarkan, baru aku bisa hidup dengan
tenang.”
“Baiklah”, kata Tuhan, dan Dia memberikan
beberapa wewangian, angin yang segar.
Setelah beberapa waktu Tuhan bertanya,
“Apakah kamu tenang sekarang?”
“Oh Tuhan, aku tidak tenang, walaupun
angin itu menyegarkanku, aku tidak
tenang.”
“Jadi, apa yang kamu inginkan?”
“Oh Tuhan, berikan aku keturunan. Aku
akan hidup tenang jika aku mempunyai
keturunan.”
“Baiklah, Aku berikan engkau keturunan,”
kata Tuhan. Setelah beberapa waktu Tuhan
bertanya, “Apakah kamu tenang sekarang?
“Tidak, aku tidak tenang.”
“Lalu apa yang kamu inginkan?” tanya
Tuhan.
“Aku ingin menjadi seorang pemimpin
dunia. Setelah itu aku baru merasa tenang.”
Tuhan menjadikannya seorang pemimpin
dunia, dan setelah beberapa waktu Tuhan
bertanya, “Apakah kamu tenang
sekarang?”
“Oh Tuhan. Jika saja aku dapat melakukan
suatu keajaiban, aku akan menemukan
ketenangan. Aku rasa itu yang aku
butuhkan.”
“Lakukanlah keajaiban. Kau dapat
melakukan empat ratus trilliun sepuluh ribu
keajaiban.Kau dapat melalukan apapun
yang kau pikir bisa kau lakukan.
Setelah
beberapa waktu Tuhan bertanya, “Apakah
kau tenang sekarang?”
‘Tidak, oh Tuhan. Ketenangan belum juga
datang.”
“Lalu apa yang kamu ingingkan?”
“Andaikata aku dapat menjadi seorang
yang bijak, aku akan mendapatkan
ketenangan. Lalu aku dapat memberikan
ketenangan kepada setiap orang.”
Lalu Tuhan merubahnya menjadi seorang
yang bijak, setelah beberapa waktu Tuhan
bertanya, “Apakah kamu tenang
sekarang?”
”Tidak, aku tidak tenang.”
“Lalu apa yang kamu inginkan?”
“Jika saja aku dapat melakukan perjalanan
dengan sebuah pesawat ke tempat yang
jauh, jika saja aku dapat melihat seluruh
negara-negara di dunia, aku akan
mendapatkan ketenangan.”
“Baiklah,” kata Tuhan, dan Dia
memberikannya sebuah pesawat.
Setelah
beberapa waktu, Tuhan bertanya, “Apakah
kamu tenang sekarang?”
“Tidak, aku tidak merasakan ketenangan.
Aku sendirian disini.”
“Lalu apa yang kamu inginkan?”
“Jika saja aku dapat konstan dalam berdoa,
aku akan dapat mencapai ketenangan.”
“Baiklah, lalu berdoalah,” kata Tuhan, dan
setelah beberapa waktu Tuhan bertanya,
“Apakah kamu tenang sekarang?”
“Sebenarnya, aku tidak tenang. Aku duduk
disini dan berdoa, tetapi aku tidak dapat
konsentrasi. Pikiranku melayang-layang.
Aku tidak tenang.”
“Jadi apa yang kamu inginkan? Ketenangan
seperti apa yang kamu inginkan?
“Mungkin jika aku mempunyai lima atau
enam wanita yang dapat melayaniku dan
menghormatiku, lalu aku akan
mendapatkan ketenangan.”
“Baiklah, engkau dapat memiliki selusin
wanita. “Jadi Tuhan memberinya selusin
wanita, dan setelah beberapa waktu Tuhan
bertanya, “Apakah kamu tenang
sekarang?”
“Tidak, ketenangan belum datang juga.”
“Apa yang kamu inginkan?”
“Aku menginginkan baju yang berlapiskan
permata. Mungkin keindahan permata akan
menghilangkan kesedihanku, dan Aku akan
hidup bahagia penuh dengan ketenangan.”
Kemudian Tuhan memberikannya seluruh
permata yang terbaik dari dunia, dan
setelah beberapa waktu Tuhan bertanya,
“Apakah kamu tenang sekarang?”
“Tidak. Kilauan cahaya permatanya terlalu
terang dan menyakiti mataku. Aku tetap
tidak tenang.”
“Lalu apa yang kamu inginkan?”
“Jika aku tidak lapar, aku dapat beribadah
kepadaMu.”
“Baiklah,” kata Tuhan, lalu Tuhan
mengambil kelaparan dari manusia. Setelah
beberapa waktu Tuhan bertanya, “Apakah
kamu tenang sekarang?”
“Tidak, Tuhan. Aku terlalu kurus. Aku tidak
dapat melihat dengan baik, dan aku sulit
ketika jalan.”
“Lalu apa yang kamu inginkan? Apa yang kamu inginkan?”
“Oh Tuhan, ratap manusia. “Aku tidak mengerti apapun. Kau memberiku begitu banyak, tapi aku tidak mengerti apapun. Aku tidak tahu mengapa aku tidak bahagia. Tolong jelaskan kepadaku kenapa aku tidak merasakan ketenangan hati.”
Lalu Tuhan menjelaskan, “Sebelum sifatKu
datang kepadamu, kau tidak akan pernah
merasakan ketenangan hati.
Sebelum
kearifanKu datang kepadamu, kau tidak
akan pernah tenang. Tidak ada hal lain
yang membuatmu tenang.
Anakku, Tuhan telah memberikan segala
sesuatu yang diminta manusia.
Dia
memberikan dunia, Dia memberikan
kekayaan, Dia memberikan segalanya,
tetapi apakah manusia mendapatkan
ketenangan? Tidak.
Manusia telah hidup dengan jangka waktu yang lama, tetapi apakah ia telah mencapai ketenangan? Apakah ia mendapatkan ketenangan melalui keajaiban? Apakah ia mendapatkan ketenangan melalui doa?
Apakah manusia akan tenang walaupun dia tidak akan pernah merasa kelaparan? Apakah harta bendanya membuatnya tenang? Apakah kekuasaan akan membuatnya tenang? Apakah ketenangan datang melalui wanita?
Kenapa manusia tidak tenang? Kenapa memiliki semua hal ini tetap tidak dapat membuat manusia tenang?
Permata hatiku yang menyinari mataku, Kita tidak dapat mencapai ketenangan melalui semua hal tersebut. Tuhan memberikan segala sesuatu yang kita minta, Dia memberikan apa yang kita harapkan, Dia memberikan apapun yang kita inginkan.
Tetapi hal-hal ini tidak
pernah memberikan kita ketenangan, dan
kita bahkan mulai menyalahkan Tuhan.
Kita harus memikirkan apa yang akan
membuat kita tenang.
Apakah permata dari
ketenangan?
Apa yang memberikan kita
ketenangan?
Jika kita memikirkannya dan
mengerti, lalu kita akan menemukan
kebahagiaan didalam hidup kita.
Kita tidak
dapat menemukannya melalui emas atau
dunia atau wanita atau anak, melalui
kekuasaan, melalui politik, melalui pesawat,
melalui lautan, melalui matahari atau bulan.
Kita tidak akan pernah mendapatkan ketenangan melalui hal tersebut. Tuhan memberikan kita segalanya, permata hatiku yang menyinari mataku, tetapi apa yang membuat kita tenang?
Apakah seorang raja memiliki ketenangan? Apakah seorang presiden memiliki ketenangan? Apakah orang-orang yang kaya memiliki ketenangan? Apakah para penguasa dunia memiliki ketenangan? Apakah para karyawan memiliki ketenangan?
Apalah para orang tua memiliki ketenangan? Apakah orang yang telah menikah memiliki ketenangan? Apakah orang yang mempunyai taman-taman yang indah memiliki ketenangan? Apakah orang yang mempunyai kolam renang memiliki ketenangan? Tidak.
Kita tidak akan pernah menemukan ketenangan melalui hal tersebut. Kita akan di bodohi pada akhirnya, idiot. Kita hanya akan berakhir sebagai manusia yang bodoh.
Berpikirlah. Apakah ketenangan itu? Apa yang memberi kita ketenangan? Ketenangan hati adalah sifat-sifat Tuhan, bertindak sesuai Tuhan, bersikap sesuai petunjuk Tuhan, bertingkah laku baik sesuai petunjuk Tuhan, berbuat baik sesuai petunjuk Tuhan, bertindak atas dasar kebajikanNya Tuhan, cintaNya Tuhan, belas kasihNya Tuhan, keadilanNya Tuhan, kedamaianNya Tuhan, kesabaranNya Tuhan, ketabahanNya Tuhan, kesukaanNya Tuhan, percaya kepada Tuhan, memuji Tuhan, dan Ihklas dan Tawakal kepada Tuhan.
Kearifan yang murni dan sifat-sifat ini akan memberikan manusia ketenangan. Tidak ada hal lainnya.
Oleh sebab itu, permata hatiku yang menyinari mataku, ketika kita mengerti maksud hal tersebut, kita akan mendapatkan ketenangan hati. Ketika kita telah membangun sifat ini didalam diri kita, kita akan tenang dan tenteram. Selain itu, kita tidak akan pernah tenang. Anakku yang aku sayangi. Kita harus memikirkan hal ini. Untuk menemukan kebebasan bagi jiwa kita, pertama kita harus mengetahui apa yang membuat kita tenang.
Lalu kita akan mencapai tahap Kasih Sayang Tuhan, Surga, dan Kerajaan Tuhan. Kita dapat menjadi wakil (khalifa)Nya Tuhan, hidup dengan penuh kebebasan, tanpa kelahiran atau kematian. Tidak ada apapun yang dapat membuat kita tenang.
Setiap dari kita harus memikirkannya dari hati kita. Kita harus membuka hati kita, pikirkan tentang hal ini, dan amati dengan penuh kesadaran. Lalu kita akan mengetahui bahwa hanya keadaaan ini yang bisa memberikan kita ketenangan.
Kita tidak dapat meraih ketenangan melalui hal apapun. Anakku yang aku sayangi. Ini cukup untuk saat ini. Mari kita merenungkannya. Jika kita dapat mengerti hal ini, ini akan lebih dari cukup untuk keabadian. Hanya Tuhan lah yang kita butuhkan. Semoga Ia memberikan kita Kasih Sayang untuk membangun ketenangan didalam diri kita. Amin. Amin.
Semoga Ketenangan akan
Tuhan dan Rahmatnya tercurah kepada kita
semua!
M. R. Bawa Muhaiyaddeen
sumber dari sini
wow panjang banget, saya belum selesai membaca, di save page dulu